Siklus Hidup Hydra
Ciri-ciri Hydra
- bentuk tubuh Hydra
seperti polip
- habitat di air tawar.
- ukuran tubuh Hydra antara
10 mm – 30 mm.
- makanannya
berupa tumbuhan kecil dan Crustacea (udang- uadangan) rendah.
- bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk
kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak.
- terdapat mulut yang dikelilingi oleh
hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel.
- tentakel berfungsi sebagai alat untuk
menangkap makanan.
- makanan dicernakan di dalam rongga
gastrovaskuler.
- reproduksi aseksual dengan tunas atau budd
kira-kira pada bagian samping tengah
dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki
epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar
dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
- reproduksi
seksual : terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma
(dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai
stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan
dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang
sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan
lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
Hydra viridis (melekat pada tumbuhan
air)
Hydra fusca
CARA REPRODUKSI HYDRA
Sebagian hidrozoa melalui
pembolak-balikan generasi dimana generasi polip aseksual bergantian dengan
generasi medusa seksual. Dalam kelas cnidaria ini, bentuk polip dominan. Walau
begitu, polip dari beberapa spesies menghasilkan medusa lewat perkembang biakan
aseksual dengan bertunas. Medusa menghasilkan gamet (sel telur dan sperma) dan
kemudian melakukan perkembangbiakan seksual. Spesies yang termasuk kelas
hidrozoa adalah Hydra, Obela, Genionemus dan Portuguese man-of-war. .
Reproduksi Hydra bersifat seksual dan aseksual.
Seksual
Seksual satu organisme
menghasilkan sel telur dan sperma sekaligus, yang dilepaskan di air, dan
mengalami fertilisasi yaitu sperma akan menuju sel telur kemudian terjadilah
peleburan. Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium
gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding
dari zat tanduk atau larva bersilia yang disebut planula.
Kista ini dapat berenang
meninggalkan induknya dengan tujuan agar tidak terjadi perebutan makanan. di
tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila
keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra
baru.
Aseksual\Pembentukan tunas
Reproduksi aseksual terjadi dengan
bertunas .Pada metode ini, sel-sel dari induk akan terbagi menjadi sel induk
dan sel anak.Organisme tertentu dapat membentuk tunas, yaitu pada kakinya dan
akan membesar berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan kemudian mempunyai
bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil dan tumbuh tentakel yang membantu
memberi makan anak tunas. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat
hidup sebagai individu baru. Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan
Hydra (sejenis Coelenterata).Pada echinodermata dan ubur-ubur, tunas terpecah
dan membentuk individu independen.Mekanisme ini berbeda pada terumbu karang.
Tunas terumbu karang tidak terlepas dari tubuh induknya sehingga akan membentuk
koloni besar.
REPRODUKSI
COELENTERATA
1. ASEKSUAL (VEGETATIF)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip.
1. ASEKSUAL (VEGETATIF)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip.
Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh
disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru.
Semakin banyak lalu menjadi koloni.
Semakin banyak lalu menjadi koloni.
2. REPRODUKSI SEXUAL
(GENERATIF)
Dilakukan dengan
peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang
terjadi pada fase
medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan
ovarium dekat kaki.
Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga
menuju ovum. Ovum
yang dibuahi akan membentuk zigot.
Mula-mula zigot
tumbuh di ovarium hingga menjadi larva.
Larva bersilia
(planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk
polip di dasar
perairan.
Reproduksi vegetatif
dan generatif pada coelonterata berlangsung secara
bergantian, sehingga
coelenterata mengalami pergiliran keturunan/
siklus
hidup/metagenesis.
Berikut
adalah tahapan metagenesis pada Obelia sp, mewakili kelas Hydrozoa
dan Aurelia mewakili kelas Scypozoa.
0 komentar :
Posting Komentar